PolisiUngkap Fakta Lain Terkait Tewasnya Remaja Tarumajaya: Lagi Cari Kucing Diteriaki Maling Pertandingan kedua grup itu bisa disaksikan secara streaming melalui Link Live Streaming timnas Indonesia U-19 vs Myanmar. July, 10 2022. Harga ayam potong di pasar tradisional Simeulue, sejak hari meugang hingga hari raya Idul Adha mengalami Surabaya(Antara Jatim) - Polsek Tambaksari, Kota Surabaya mengamankan maling sepeda motor setelah tertangkap dan menjadi sasaran amukan warga. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tambaksari Surabaya Inspektur Polisi Satu Farida Aryani kepada wartawan di Surabaya, Sabtu, mengatakan pelaku pencurian sepeda motor tersebut masih berusia anak-anak. CheckMateri SBI Lainnya : 20 Kata Mutiara Pekerjaan (JOB) Dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya. Contoh Idiom "Two peas in a pod & To Jump Ship" Dalam Bahasa Inggris. Perbedaan "NO" Dan "NOT REALLY" Dalam Bahasa Inggris Dan Contoh. 5 Macam Makanan Dalam Bahasa Inggris Dan Jenisnya Lengkap. LPAImeminta sejumlah gubernur DKI Jakarta populerkan permainan tradisional. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. MAMALING-MALINGAN Admin Karangasem Riwayat tidak jelas Pemain - jumlah 5 orang atau lebih - Kelamin laki-laki atau wanita - Usia sekolah SD Sarana dan prasarana Sarana - alat-alat pelepah pisang sebagai alat pemukul - Pakaian bebas, bisa juga pakaian sehari-hari - Lapangan halaman rumah, sekolah,tanah lapang dsb. Pelaksanaan a. Peraturan - Pemain 1 kelompok saja. 1 orang sebagai penunggu sapi, sebagian sebagai sapid an beberapa orang sebagai maling. - Peraturan permainan yang kalah sut pertama sebagai penunggu, apabila salah seorang didapat waktu memaling ia akan menggantikan menjadi penunggu. Kemudian ditukar yang menjadi sapi menjadi maling. b. Jalannya permainan - Setelah diperoleh tempat untuk bermain lapangan, maka diadakan sut untuk menentukan siapa yang akan menjadi penunggu pertama. Yang lain membagi diri sebagian sebagai sapid an sebagian lagi sebagai maling. - Selanjutnya sapi ditempatkan pada temat yang ditentukan, dijaga oleh si penunggu sambil membawa pelepah maling mengintip dan apabila ada kesempatan mereka akan mencuri sapi dan dibawa lari. Pada saat itu apabila si penunggu melihat ia dan kalau bisa menangkap si maling, atau memukul dengan pelepah pisang. Bila dapat malingnya ditangkap atau dipukul maka si maling yang menggantikan menjadi penunggu. Tetapi apabila si maling tidak tertangkap, maka permainan diulang lagi dan penunggu tetap menjadi penunggu. - Demikian terus mungkin bertukar satu sama lain sampai payah. - Disni tidak dikenal istilah kalah menang. c. Wasit tidak ada. Komponen aktifitas fisik yang dominan - Lari aerobik dan anaerobik - Kelincahan Kemungkinan cedera sangat kecil. Olahraga prestasi sulit dikembangkan menjadi olahraga prestasi. Tetapi mungkin bisa dipakai selingan dalam latihan untuk meningkatkan kecepatan dan kelincahan sambil bergembira. MASA anak-anak adalah masa yang paling asyik. Selain belajar disekolah, sehari-hari kita ya bermain. Bahkan dalam sehari rasanya waktu kita lebih banyak bermain daripada coba kita analisa secara ngawur saja. Kalau untuk belajar, mungkin waktu kita hanya habis selama 6 jam saja, yaitu saat berada di sekolah. Mulai belajar sekitar jam setengah delapan pagi, dan pulang sekolah sekitar jam setengah satu siang. Sampai di rumah kita makan siang, setelah itu cus, langsung bertemu teman untuk dulu dan sekarang, porsi bermainnya mungkin tak jauh beda. Tapi, yang berbeda adalah jenis permaianannya. Mari bandingkan jenis permainan antara kids jaman old atau disebut generasi 80-90-an, dengan kids jaman generasi 90-an, setelah makan siang sepulang sekolah, biasanya langsung kabur dari rumah. Tidak pernah ada yang namanya tidur siang. Kalau bermain, dulu, ya keluar. Ke tanah kosong, tanah lapang, kebun, sawah, atau jalanan. Jarang ada permainan di dalam permainannya banyak, mulai dari main kelereng, main layangan, bermain adu kulit rokok, ada juga bermain petak umpet. Ada juga permainan tradisional seperti main benteng, bermain selodor, bermain batu lima, bermain gemblung, main tembing dan masih banyak jenis permainan menarik, ada permainan polisi-polisian dan penjahat kalau di daerah saya di wilayah Paket Agung Singaraja biasanya disebut main maling-malingan. Permainan ini seru. Sejumlah anak sok-sok jadi “polisi”, sejumlah anak lain cukup girang jadi “maling”.Ada dua peran dalam permainan inimaling dan polisi. Seperti namanya, tentu saja, yang berperan sebagai polisi harus berhasil menangkap sipemeran maling. Biasanya sih, di daerah saya, ini lebih asyik dimainkan pada malam kita sepakati peran masing-masing, permainan dimulai. Pemeran penjahat atau maling ini lebih dulu bergerak, berlari sekencang mungkin agar tidak ditangkap pemeran polisi. Begitu semua maling tertangkap, peran pun dimainkan bergantian. Artinya yang tadinya menjadi polisi, bertukar peran menjadi seorang penjahat atau juga permainan, jadi polisi atau jadi maling, ya, sama asyiknya. Bahkan saat berperan jadi maling, si maling biasa mengerjai si ingat ada ulah jahil dari sejumlah teman. Yang paling sering terjadi adalah, si maling ini, ngumpet itu tidak dilarang dalam aturan mainnya, supaya tidak berhasil terciduk polisi. Cuma, ngumpetnya itu di rumah sendiri. Dan yang bikil kesel, dia tak nongol-nongol. Polisinya kan bingung mau cari di mana lagi. Semua sudut sudah ditelusuri. Eh, tak tahunya si maling sedang enak-enak makan di pun bubar. Tapi besoknya, permainan yang sama bisa diulang lagi. Semua kejahilan yang terjadi kadang bikin kesal, namun itu menjadi kenangan yang sangat makanya kenapa waktu anak jaman old itu lebih banyak bermain. Karena terkadang saking asyiknya bermain, kami generasi anak anak jaman 90-an sampai harus dicari-cari orang tua untuk mandi. Maklum saja, terkadang kita bermain hingga lupa waktu dan pulang terlalu sore. Bahkan malam pun kami bermain permainan maling-malingan yang kami lakoni sebagai kids jaman old sebenarnya penuh filosofi bahasanya agak berat. Apa itu, ya tentu maling yang melakukan aksi kejahatan berupa pencurian ini harus ditangkap. Siapa yang menangkap? Tentu aparat hukum, yaitu Polisi pun dalam mengungkap kasus pencururian untuk menangkap maling, tentu akan melakukan banyak upaya. Semua tempat pasti akan dususuri. Semua sudut yang diduga sebagai tempat persembunyian pasti akan dijajagi. Barangkali saja bisa menangkap maling bagaimana dengan pemeran maling yang bersembunyi dirumahnya dan tidak berhasil ditangkap oleh seorang polisi? Bukankah itu curang namanya? Kalau pendapat saya sih itu namanya cerdik. Dan mungkin saja apa yang terjadi dalam permainan itu, terjadi pula di dunia saja kan, ada seorang maling sungguhan, dengan kecerdikan yang dimiliki berhasil mengecoh polisi. Bersembunyi dari kejaran polisi sampai polisi pun penyerah untuk mengejar dan menangkap. Ujung-ujungnya, kasus ditutup, dan kasus pun era tahun 90-an dulu, masa anak-anak juga sudah ada kok permainan yang modern. Misalkan saja, permainan nitendo dengan game favorit super Mario, atau permainan Sega, hingga PS1 juga sudah ada. Tapi tidak banyak orang yang betah berlama-lama dengan permainan itu. Karena lebih asyik bermain dengan lebih banyak orang. Dan yang pasti, semua permainan yang kita lakukan dijaman dulu, benar benar berinteraksi dengan mari kita lihat jenis permainan yang dimainkan anak-anak jaman sekarang. Sepulang dari sekolah, mereka memang bermain. Jenis permainanya apa? Ada yang menuju warnet untuk bermain game online, ada yang menuju sebuah rental untuk main PS2, PS3, atau PS4, ada juga yang mencari warung, toko, atau warnet lagi yang menyediakan fasilitas Wifi untuk bermain game online melalui handphone jenis android atau smartphone miliknya. Disaat bermain, ya mereka focus pada permainan itu. Tidak ada interaksi, tidak ada rasanya kebahagiaan, tidak ada rasanya keceriaan. Hanya sesekali saja mereka saling berpandangan dan bertutur yang terpenting adalah, bagaimana sebuah permainan itu asyik dilakukan ketika ada sebuah interaksi, ada sebuah pergaulan, atau ada sebuah perdebatan jika dimungkinkan. Dan tolak ukur asyik itu kembali pada kita sebagai generasi anak-anak jaman old atau mereka anak-anak generasi jaman now, dalam menikmati sebuah permainan. T Jakarta - Bagi anak generasi 80-an 90-an, mungkin sudah familiar dengan beberapa permainan tradisional atau bahkan hampir setiap hari memainkannya. Salah satunya adalah permainan polisi-polisian dan penjahat atau di sebagian daerah lainnya di Indonesia saya disebut juga dengan polisi penjahat, polisi maling, atau permainan ini tidak begitu populer seperti permainan tradisional lainnya di Indonesia. Jangan salah, dulu permainan tradisional satu ini banyak dimainkan oleh anak-anak desa. Menariknya, permainan ini juga membutuhkan banyak orang agar membuatnya lebih seru dan mengasyikan. Kendati tidak diketahui secara pasti terkait sejarah dari permainan ini, akan tetapi permainan polisi-polisian dan pejahat ini bisa menjadikan anak untuk bekerja keras. Selain itu, membutuhkan kekompakan dalam kelompok, strategi dan feeling yang tepat untuk bisa memenangkan permainan. Dalam permainannya, akan dibagi menjadi dua kelompok, dan masing-masing kelompok akan beranggotakan 7 10 orang lebih mengasyikan, biasanya anak-anak akan memainkannya di malam hari, tepatnya di malam Minggu. Masing-masing kelompok pun akan ada yang bertugas untuk menjadi polisi, dan ada juga yang bertugas menjadi penjahat. Baca Titinggi Ula-Ali, Permainan Tradisional Sunda yang Jarang DitemuiUntuk menentukan siapa yang menjadi polisi dan penjahat, para pemain akan melakukan suit atau hompimpah. Setelah ditentukan, bagi kelompok yang menjadi polisi, mereka pun bertugas untuk menangkap kelompok yang menjadi penjahat. Sementara itu dalam permainannya, kelompok yang menjadi penjahat juga diperbolehkan untuk berkeliaran dan berlarian ke mana saja, namun tidak boleh melebihi batas yang sudah polisi berhasil menangkap semua penjahat, maka polisi yang menjadi pemenangnya. Akan tetapi kelompok polisi juga bisa dinyatakan gagal menangkap penjahat, apabila polisi sudah menyatakan menyerah. Sehingga sebagai hukumannya kelompok polisi bisa tetap menjadi polisi atau berganti menjadi penjahat dan permainan pun diulang kembali dari awal. Silakan tonton berbagai video menarik di sini Budaya Prasmanan, Saksi Bisu Kekejaman Penjajah Prancis di Tanah Jawa 12 June 2023 121453 Eris Kuswara Jakarta - Kita pastinya sering datang ke sebuah warung makan yang pembelinya itu mengambil sendiri menu makanan yang diinginkan. Atau saat datang ke sebuah pesta, kita juga sering mendapati berbagai menu yang telah tertata rapi di meja secara terpisah untuk setiap menu. Kemudian setelah itu tamu pun dipersilakan untuk mengambil sendiri menu makanan yang cara penyajian makanan seperti itu sering kali disebut dengan istilah "Prasmanan". Selain itu, fenomena cara penyajian makanan model prasmanan ini juga sampai dengan sekarang masih sering dijumpai di berbagai acara besar seperti pesta pernikahan, peresmian gedung, jamuan di hotel dan restoran, dan lain sisi lain, konsep perjamuan prasmanan ini begitu diminati di Indonesia hingga sering dijadikan sebagai pilihan saat menghelat acara-acara besar. Pasalnya, selain relatif lebih praktis, konsep prasmanan juga dapat meminimalisasi jumlah pelayan yang dibutuhkan dalam sebuah pesta punya usut, ternyata cara penyajian makanan seperti itu bukanlah budaya asli masyarakat Indonesia. Melainkan merupakan adopsi dari budaya kuliner dari luar negeri tepatnya dari Prancis. Meskipun begitu, sebenarnya orang Prancis sendiri menyebut cara penyajian makanan seperti itu bukan dengan istilah "prasmanan", melainkan dengan istilah "buffet".Suryatini N. Ganie dalam "Upaboga di Indonesia" 2003 menyebutkan bahwa istilah buffet sendiri diartikan sebagai meja besar yang ditaruh di dekat pintu masuk restoran-restoran. Kemudian di atas meja tersebut, terdapat hidangan yang disusun oleh para pelayan, dengan maksud agar para tamu mendatangi meja itu dan memilih sendiri makanan yang itu dalam konteks prasmanan, seiring berjalannya waktu, cara penyajian makanan ala prasmanan atau buffet ini mengalami modifikasi. Yaitu dengan adanya model penyajian makanan pada meja terpisah untuk setiap menunya yang biasa dijumpai dalam pesta pernikahan. Biasanya, meja-meja tersebut juga akan didekorasi sedemikian rupa, sehingga menyerupai depot atau kedai mini. Meskipun ada daerah yang menyebut konsep penyajian itu dengan istilah prasmanan. Seperti di Palembang, disana sebagian masyarakat Palembang hingga kini masih ada yang menyebut prasmanan sebagai "makan prancis" atau "resepsi ala Prancis". Hal itu pun menunjukkan bahwa prasmanan bukan merupakan tradisi makan lokal asli dari mana sebenarnya datangnya istilah prasmanan ini? Diketahui, kata prasmanan itu sebenarnya berasal dari kata fransman France Man atau sebutan orang-orang Belanda terhadap orang-orang Prancis yang kala itu biasa menghidangkan sajian di atas meja. Cara makan seperti itulah yang kemudian diikuti oleh orang-orang kata fransman yang awalnya merupakan sebutan orang-orang Belanda terhadap orang Prancis, lalu mengalami pergeseran makna menjadi istilah untuk menyebut cara makan ala orang Prancis. Cara makan seperti itu jugalah yang kemudian diadopsi kaum bumiputra hingga membuatnya masih eksis dan diminati sampai dengan saat ini. Baca Cara Masyarakat Minangkabau Kumpulkan Dana Melalui Tradisi BadoncekDikarenakan kaum bumiputra kesulitan dalam melafalkan kata fransman, kata itu kemudian berubah menjadi prasman lalu ditambah imbuhan an hingga menjadi prasmanan. Istilah inilah yang pada akhirnya populer hingga sekarang, dan digunakan untuk menyebut istilah cara penyajian makanan ala itu, ada sumber yang menyebutkan bahwa cara penyajian ala Prancis atau yang kemudian populer dengan istilah prasmanan ini mulai tren di Hindia Belanda pada 1896-an. Tepatnya pada saat seorang penulis resep masakan bernama Njonja Johanna menulis buku berjudul "Boekoe Masakan Baroe" yang di dalamnya berisi resep pembuatan berbagai kue dengan "Tjara Blanda, Tjina, Djawa, dan Prasman". Kata Prasman di buku tersebut juga mengacu pada cara penyajian makanan ala fransman orang Prancis.Berdasarkan sejarahnya, ternyata budaya kuliner prasmanan ini menjadi "saksi bisu" kebiadaban penjajahan Prancis di Tanah Jawa. Tercatat pada 1792-1797 di Eropa tengah berkecamuk perang besar, yaitu perang antara Prancis melawan pasukan sekutu. Dalam peperangan ini, Prancis pun berhasil tampil sebagai pemenangnya. Adapun perang di Eropa ini dikenal dalam sejarah dengan nama Perang Koalisi 1. Diceritakan kala itu Prancis berhasil mengalahkan pasukan koalisi Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Sardini, dan Belanda. Atas kemenangan itulah, Prancis pada akhirnya berhasil menguasai daerah-daerah di Eropa, salah satunya Belanda. Ketika Belanda dikuasai Prancis, Raja Belanda yang saat itu dijabat oleh Raja Willem, melarikan diri dan meminta perlindungan Kerajaan hanya itu saja, sejak memenangkan Perang Koalisi 1, Belanda juga secara resmi menjadi jajahan Prancis. Bukan hanya dalam negeri Belanda saja, akan tetapi juga wilayah jajahan Belanda di seluruh dunia, termasuk Pulau Jawa. Pada masa inilah Prancis menugaskan Herman Willem Daendels untuk menjadi Gubernur di Hindia Belanda yang berpusat di Pulau Jawa pada 1808. Lalu di masa ini jugalah kebiadaban penjajahan Prancis dimulai. Pada masa itu, Daendels melakukan kerja paksa pembuatan jalan terpanjang di Hindia Belanda, sebuah jalan raya yang dibangun mulai dari ujung barat Pulau Jawa Anyer sampai dengan ujung timur Pulau Jawa Panarukan. Saat tanam paksa itulah, para pekerja tanam paksa diberi makan dengan cara penyajian makanan yang diletakkan di atas meja panjang. Para pekerja paksa juga harus antri berbaris untuk mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Model penyajian makanan inilah yang kemudian disebut sebagai makan prasmanan. Terlepas dari kebiadaban kaum imperialis, kehadiran bangsa-bangsa lain tentunya telah memperkaya khazanah seni kuliner di prasmanan, ada juga pemakaian sendok dan garpu, serta sumpit saat makan mi merupakan adopsi dari budaya kuliner bangsa lain yang pernah datang ke tonton berbagai video menarik di sini Tari Sajojo, Warisan Budaya Leluhur Papua Barat 11 June 2023 151519 Admin Papua Barat - Tarian di Indonesia memang banyak jenisnya. Setiap tarian juga melambangkan makna dan warisan budaya dari para leluhur. Salah satunya tarian tradisional yang terkenal, sebut saja tarian unik khas Papua Barat yakni tari Sajojo. Menariknya tarian ini juga diiringi dengan lagu dari tari Sajojo ini merupakan tarian tradisonal yang liriknya berbahasa Moi. Tarian yang berasal dari daerah Sorong, Papua Barat ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Papua. Biasanya tari tradisional ini sering ditampilkan di beberapa acara, seperti upacara adat, penyambutan tamu besar, dan berbagai kegiatan budaya ini pertama kalinya diciptakan oleh David Rumagesan. Tari sajojo menceritakan tentang gadis cantik desa yang sangat dicintai oleh kedua orang tuanya. Tak hanya itu saja, gadis desa ini juga merupakan dambaan bagi para lelaki para lelaki desa itu juga sampai berharap bisa berjalan-jalan dengan si kembang desa tersebut. Selain itu, keceriaan dalam lagu ini juga sangat cocok dengan tariannya. BacaTari Seblang, Tarian Sakral Pemanggil Roh Leluhur dari BanyuwangiDilansir dari laman asal usul tari ini diciptakan adalah sebagai bentuk wujud syukur masyarakat terhadap kesuburan dan hasil panen. Pada setiap gerakan tariannya, diyakini melambangkan gerakan kerbau yang sangat sisi lain, tari Sajojo juga mengandung makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Papua. Pasalnya tarian itu melambangkan perjuangan hidup manusia, dan kerja sama dalam mengatasi masalah. Bahkan di salah satu gerakannya juga melambangkan siklus dalam melakukan tarian ini juga sangat energik. Salah satunya adalah gerakan "Langkah Sajojo", yakni langkah maju mundur dengan tangan membentuk huruf V. Adapun langkah lainnya yang tak kalah energiknya yakni langkah "Sajojo Jump", "Sajojo Leap", dan "Sajojo Spin" dengan gerakan utamanya yakni melompat dan itu, untuk instrumen yang digunakan dalam tarian ini adalah kendang, ceng ceng, simba kecil, saron, bonang dan gong. Kemudian untuk pakaian yang digunakan penari dalam melakukan tari sajojo, adalah pakaian tradisional yang terbuat dari akar dan seiring berkembangnya zaman, kini baju yang digunakan juga cukup bervariatif yakni dengan menggunakan aksesoris kepala dan lukisan tubuh. Hingga saat ini, tarian sajojo masih sangat digemari oleh masyarakat Papua. Sebab, mereka juga tidak ingin budaya dari nenek moyang tersebut hilang termakan oleh tonton berbagai video menarik di sini Mengenal Permainan Tradisional Cak Bur Khas Sumatra 11 June 2023 121628 Admin Sumatra Barat - Permainan tradisional di Indonesia sangatlah banyak. Biasanya permainan itu sering dilakukan anak anak untuk mengisi masa waktu luang setelah bersekolah. Salah satunya yang biasa dimainkan, adalah permainan cak bur. Diketahui, permainan tradisional ini berasal dari Sumatra Barat atau lebih tepatnya merupakan permainan khas Minangkabau. Dikutip dari laman permainan cak bur ini hampir mirip dengan permainan galah panjang yang ada di Jawa dari penamaan permainan cak bur ini dikarenakan ketika saat bermain akan mengatakan "cak", dan ketika berakhir akan mengatakan "bur". Menariknya, permainan ini dapat mengasah ketangkasan dan kecepatan anak-anak ketika itu, dilansir dari laman permainan ini dilakukan dengan membuat kotak-kotak di atas tanah dengan ukuran 2x2 meter. Adapun cara memainkan permainan Cak Bur, yakni dengan menyiapkan dua tim berjumlah masing-masing pemainnya kurang lebih 3-5 orang. Kedua tim itu juga nantinya akan ditentukan siapa yang menjadi tim penjaga dan siapa tim yang bermain. Kemudian setelah itu, peserta bermain dengan menggambar kotak yang disesuaikan dengan jumlah pemain. Baca Tok Kadal, Permainan Khas Betawi yang Terinspirasi dari BengkarungUntuk aturan bermainnya sendiri cukup sederhana, tim jaga akan bertugas menjaga tim lawan supaya tidak mencapai garis finish. Sementara pemain lawan, harus berusaha agar tidak tersentuh tim jaga hingga berhasil menuju ke garis finish. Tim lawan bisa dikatakan menang apabila ada salah satu pemainnya yang berhasil menuju garis finish. Jika tim lawan kalah, maka akan bergantian bermain dengan tim bisa melatih ketangkasan dan kecepatan anak, permainan ini juga dapat melatih kerja sama antar tim sekaligus melatih kesabaran anak untuk terus berusaha ketika ingin memeperoleh berjalannya waktu, permainan tradisional di Indonesia saat ini sudah mulai tergeser oleh permainan gadget. Bahkan anak-anak zaman sekarang lebih suka bermain HP sendirian dari pada bermain dengan teman sebaya. Oleh karena itulah, kita bisa mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak anak agar permainan tradisional Indonesia tidak hilang termakan oleh tonton berbagai video menarik di sini Menggali Makna Mendalam dari Lagu Madura "Aduh Kacong Bekna Sengak" 09 June 2023 071633 Eris Kuswara Jawa Timur - Baru-baru ini, lagu berjudul "Aduh Kacong Bekna Sengak" mendadak viral di media sosial khususnya di TikTok dan Instagram. Bahkan lagu tersebut juga mendapatkan perhatian yang cukup besar dari publik. Tak hanya itu saja, lagu ini juga dikaitkan dengan gaya tari khas warga Madura, Jawa apa sebenarnya makna dan arti dari lirik lagu 'Aduh Kacong Bekna Sengak' ini?Berdasarkan sejarahnya, diketahui lagu "Aduh Kacong Bekna Sengak" ini awalnya merupakan bagian dari syair Madura yang memiliki judul asli "Caretana Oreng Mate" atau Kisah Orang Meninggal. Syair tersebut dinyanyikan oleh Ustaz Sattar sendiri berasal dari Jam'iyah Salawat Nurul Iman Pamekasan, dan syair ini diperkirakan pertama kalinya muncul pada awal belakangan ini, syair lagu tersebut kembali populer melalui media sosial TikTok dengan judul "Aduh Kacong Bekna Sengak" dan disertai juga dengan tarian hadrah gemulai ala Madura. Baca Upacara Nyadar, Tradisi Masyarakat Suku Madura Sambut Musim Panen GaramBerbicara mengenai makna yang terkandung dalam syair "Aduh Kacong Bekna Sengak", syair tersebut menggambarkan keadaan seseorang yang telah meninggal dunia. Termasuk juga dengan penderitaan yang dialaminya, keluarga yang ditinggalkan, proses pemakamannya, hingga siksaan atau nikmat yang akan ia terima di jika seseorang menjalani kehidupan yang baik di dunia, maka ia akan mendapatkan keberuntungan di alam barzah. Akan tetapi jika tidak, ia justru akan mengalami siksaan yang menghancurkannya sampai menjadi karena itulah, penyair lagu ini senantiasa mengingatkan pendengarnya khususnya generasi muda agar selalu mengingat akhirat sebagai tempat kembalinya hanya itu saja, mereka juga disarankan untuk semakin meningkatkan amal perbuatan baiknya dan tidak terlalu terpaku pada kehidupan duniawi. Sebab, pada akhirnya dunia itu tidak akan dibawa tonton berbagai video menarik di sini Sering Dikonotasikan Negatif, Ini Arti Kata "Ewe" Bagi Masyarakat Indramayu 06 June 2023 121040 Eris Kuswara Jawa Barat - Indonesia terkenal sebagai negara dengan keanekaragaman suku dan budayanya. Oleh karena itulah, lain daerah, lain pula bahasanya. Seperti halnya kata "Ewe" yang saat ini sering dikonotasikan negatif, namun justru memiliki arti lain di Indramayu, Jawa Sunda menjadi bahasa daerah di Indonesia yang hampir digunakan oleh seluruh masyarakat yang tinggal di Provinsi Jawa Barat. Meskipun begitu, ternyata bahasa Sunda ini memiliki keberagaman kosakata dan frasa. Termasuk juga yang digunakan oleh masyarakat Sunda yang tinggal di sebagian wilayah Kabupaten di wilayah Kecamatan Lelea, bisa dikatakan bahasa Sunda yang digunakan masyarakatnya tergolong unik. Pasalnya, masyarakat di daerah tersebut masih memakai Sunda Kuno atau yang dikenal dengan buhun. Sehingga tidak mengherankan sekali jika terdapat perbedaan di beberapa kosakata maupun logat, dengan Bahasa Sunda yang ada di wilayah Jawa Barat satu yang cukup unik adalah penggunaan kata untuk menyebut istri. Di Kecamatan Lelea dan sekitarnya, biasanya warga akan mengucapkan kata "Ewe" sebagai sebutan bagi seorang istri dan bukan memiliki arti menikah atau bahkan berhubungan intim. Meskipun begitu, kadangkala perbedaan makna tersebut sering mengundang dari laman detik, Anggi Suprayogi 27 warga Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu mengatakan bahwa kata ewe yang biasa digunakannya itu bermakna berbeda jika diterapkan di wilayah lain. Baca Sejuta Alasan Orang Sunda Tak Bisa Lafalkan Huruf "F""Saat itu, ada sebuah rombongan warga yang datang ke Bandung. Namun, di tengah obrolan dengan warga di sana, ada satu warga yang menyebutkan kalimat 'ewe inya diewe aing' artinya 'istri kamu bersama istri saya'. Sontak saja kalimat yang dilontarkan saat itu membuat lawan bicaranya yang merupakan orang Bandung kebingungan," kata senada dituturkan Kepala Desa Lelea, Raidi. Ia menjelaskan bahwa kata ewe memang lazim digunakan masyarakat di Desa Lelea untuk menyebut istri. Selain itu, biasanya sebutan bagi perempuan itu menggunakan kata "Wewe" dengan tambahan suku kata lainnya yang akan menunjuk pada jenjang usia."Biasanya ada kata Wewe Kolot yang artinya perempuan tua. Kemudian ada juga Wewe Ngora atau perempuan muda dan Wewe Leutik yang merupakan sebutan untuk perempuan yang masih kecil," jelas saat tradisi Ngarot, sebutan bagi perempuan kecil atau gadis yang belum menikah bukan disebut Wewe Leutik, melainkan diganti dengan sebutan Cuene. "Kalau wewe itu untuk sebutan sehari-hari. Nah, kalau saat Ngarot, biasanya sebutannya itu Cuene. Meski begitu, sebenarnya arti keduanya sama aja," itu, sebagaimana diketahui bahwa Bahasa Sunda yang digunakan warga sekitar Kecamatan Lelea itu sudah ada sejak 1600-an silam. Menariknya lagi bahasa Sunda yang digunakan masyarakat disana tergolong otentik, karena merupakan bahasa kuno yang kerap disebut dengan bahasa tonton berbagai video menarik di sini Tradisi Unik Suku Korowai, Asingkan Ibu Hamil Hingga Melahirkan ke Dalam Hutan 04 June 2023 121534 Eris Kuswara Papua - Daerah pedalaman Papua menjadi tempat tinggal dari salah satu suku Papua. Namanya Suku Korowai. Suku ini juga terkenal dengan kebudayaan dan tradisinya yang Suku Korowai terisolasi dari dunia luar dan modernitas yang muncul. Bahkan sebagian dari anggota suku ini juga ada yang masih hidup secara tradisional. Yakni dengan bermukim di atas pohon-pohon tinggi, serta membuat rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan daun rumbia. Tak hanya itu saja, suku ini juga hidup jauh dari akses infrastruktur modern, terutama kesehatan. Selain itu, suku yang memiliki populasi sekitar orang ini memiliki kebudayaan dan tradisi soal melahirkan. Para sesepuh suku ini biasanya akan mengasingkan seorang ibu hamil untuk pergi ke hutan, tanpa ada yang beralasan bahwa seorang ibu hamil itu sedang dalam keadaan sakit akibat terkena roh jahat. Di satu sisi, penyakit itu juga bisa menyebar ke orang lain di sekitarnya, termasuk kepada suami dan anak-anaknya. Oleh karena itulah, untuk mencegah penyebaran penyakit, ibu hamil tersebut harus tinggal di rumah sisi lain, Suku Korowai sendiri menyatakan bahwa pengasingan tersebut bertujuan untuk menguji keberanian dan ketangguhan sang ibu hamil. Mereka percaya bahwa jika ibu hamil bisa hidup dan bertahan di hutan sendirian, maka dia akan melahirkan anak yang sehat dan tidak, dia akan mati bersama bayinya. Untuk proses pengasingannya itu biasanya akan berlangsung selama beberapa bulan hingga sang ibu hamil siap melahirkan. Selain itu juga, sang ibu hamil pun tidak mendapatkan bantuan dari siapa pun. Baca Hidup Nomaden, Suku Kamoro Papua Lekat dengan 3SIa juga harus melahirkan bayinya sendirian di rumah pohon, serta hanya bisa mengandalkan alam sebagai sumber makanan dan obat-obatan. Dia juga harus memotong tali pusarnya sendiri dengan menggunakan bambu atau batu ibu hamil tersebut berhasil melahirkan dengan selamat, maka dia akan membawa bayinya kembali ke pemukiman dan diterima oleh keluarganya. Apabila ia gagal, dirinya akan meninggal di hutan tanpa diketahui oleh orang ini pun dinilai memberikan dampak yang negatif kepada bayi Suku Korowai yang akan lahir. Sebab, banyak ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi persalinan, infeksi, perdarahan atau serangan binatang yang lahir juga sangat berisiko mengalami kematian bayi, gizi buruk atau mengalami penyakit menular. Tak berhenti sampai disana saja, pengasingan juga dapat menimbulkan dampak psikologis bagi ibu hamil, seperti kesepian, ketakutan, stres, atau karena itulah, beberapa pihak pun telah berupaya untuk mengubah tradisi Suku Korowai itu agar lebih manusiawi dan sehat. Salah satunya seperti yang dilakukan pemerintah dengan telah membangun puskesmas dan posyandu di beberapa desa, untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ada beberapa LSM dan gereja yang juga telah memberikan edukasi serta bantuan kepada masyarakat Korowai. Hal ini dilakukan terkait dengan perawatan prenatal dan juga persalinan yang aman bagi tonton berbagai video menarik di sini Ketika Masyarakat Panjalu Dilarang Menebang Pohon Berusia 5 Tahun 02 June 2023 151124 Eris Kuswara Jawa Barat - Masyarakat Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tidak lupa diri karena telah dianugerahkan bisa hidup di lahan yang subur dan dekat belasan mata air. Mereka pun tetap memberikan alam kesempatan untuk memulihkan kondisinya setelah buahnya mereka tanpa alasan, masyarakat Panjalu melakukan hal itu dengan tujuan agar alam tidak murka hingga memberikan bencana yang membahayakan bagi masyarakat. Di sisi lain, masyarakat Panjalu juga memiliki sebuah pesan dari leluhurnya yakni "Titip, jangan sampai Gunung Ciremai dan Gunung Sawal menjadi satu".Bagi masyarakat Panjalu, kalimat itu pun dijadikan sebagai pesan mitigasi bencana dari orang tua zaman dahulu. Selain itu, mereka juga memahami bahwa bencana longsor atau banjir bandang bisa terjadi kapan saja saat mereka tinggal di lembah dua gunung itu. Bencana tersebut pastinya akan membuat ribuan warga yang hidup di sekitarnya akan binasa. Pesan itulah yang tetap mereka pegang teguh dan dipertahakan sampai dengan sekarang. Salah satu jalan yang mereka ambil pun adalah hidup berdampingan dan berbagi dengan informasi, Panjalu sendiri merupakan daerah dengan susunan tanah vulkanis dan rentan lepas. Tak hanya itu saja, kawasan ini juga masuk dalam kategori daerah gerakan tanah menengah tinggi. Oleh karena itulah, pohon berakar besar di kaki gunung pun menjadi andalan warga untuk bisa selamat dari terjangan hujan dan pada 1980-an, saat itu warga sempat lupa mengenai pentingnya menjaga pohon sebagai pelindung hidup. Sehingga membuat pembalakan liar pun terjadi hingga membuat banyak kawasan hutan gundul. Akibatnya, bencana longsor membayangi warga setempat terutama saat musim hujan tiba. Baca Hari Hutan, Jaga KelestarianKala itu, penebangan pohon yang sembarangan di sekitar mata air juga membawa petaka dan membuat belasan mata air mendadak kehilangan fungsinya. Imbasnya, krisis air bersih sampai mengancam masyarakat. Dikarenakan rasa khawatir itulah, mendorong warga di delapan desa di Panjalu mulai berbenah. Mereka sampai membuat aturan ketat yang diberlakukan khususnya untuk penebangan pohon. Adapun salah satu programnya adalah melarang warga untuk menebang pohon berumur kurang dari enam tahun. Tak berhenti sampai disana saja, pohon itu juga baru boleh ditebang setelah warga menanam pohon pengganti berusia 1 3 tahun tergantung jenis pohonnya. Warga juga menolak untuk membeli pohon yang dijual ketika usianya belum mencapai 1 3 tahun dan meminta pembeli untuk itu, perlindungan lebih ketat pun diterapkan di Desa Ciomas dengan menetapkan 10 hektare hutan dari total 800 hektare lahan di desa tersebut. Kepala Desa Ciomas saat itu, Mumu mengatakan penetapan itu dilatarbelakangi keberadaan 19 mata air di dalam hutan."Saat di dalam areal yang tumbuh beringin, pinus, dan albasia itu, maka semua orang dilarang menebang. Bahkan sekalipun pohon yang sudah ambruk dan mati pun, dilarang oleh warga untuk diambil atau dimanfaatkan warga. Konsep itu sendiri ternyata sudah diterapkan orang tua zaman dahulu. Namun dikarenakan adanya desakan ekonomi, hal itu dilupakan tonton berbagai video menarik di sini Ni Thowok, Permainan Putri Kraton Awalnya Digunakan Sebagai Ritual 02 June 2023 071345 Eris Kuswara Yogyakarta - Konon pada zaman dahulu, anak-anak akan berkumpul dan bermain bersama di dalam keputren atau tempat tinggal putri keraton. Tak hanya berasal dari kalangan putri, namun ada juga anak laki-laki putra raja yang belum akil baligh yang juga ikut bermain bersama di itu, kebanyakan permainan yang mereka lakukan itu merupakan permainan orang-orang pedesaan yang berasal dari luar kraton. Namun permainan tersebut masuk ke dalam kraton berkat adanya interaksi yang terbangun antara para putri raja dengan para abdi dalem yang berasal dari kalangan rakyat tidak mengherankan sekali apabila permainan mereka seperti dhakon, gobak sodor, cempa rowo, jaranan, serta cublak-cublak suweng pun sering dijumpai di masyarakat pedesaan. Namun di antara semua permainan itu, ternyata ada satu permainan yang terbilang unik. Namanya Ni dari kebanyakan permainan desa yang dimainkan, permainan yang satu ini justru bernuansa magis. Pasalnya, disebutkan bahwa permainan ini awalnya merupakan sebuah ritual dengan tujuan tertentu, seperti memanggil hujan dan juga untuk pengobatan. Lantas bagaimana sejarahnnya Ni Thowok yang awalnya merupakan sebuah ritual, pada akhirnya bisa berubah menjadi permainan di kalangan putri kraton?Dilansir dari laman permainan yang bisa disebut juga dengan Ni Thowong ini dikenal sebagai permainan anak yang bernuansa magis. Biasanya permainan tradisional yang satu ini akan dimainkan saat bulan purnama, dengan boneka yang terbuat dari tempurung kelapa berbadan anyaman bambu, dan diberi pakaian agar dapat menyerupai pengantin perempuan. Baca Tari Seblang, Tarian Sakral Pemanggil Roh Leluhur dari BanyuwangiBerdasarkan sejarahnya, awalnya permainan ini merupakan ritual bernilai magis yang dimainkan dengan tujuan tertentu seperti pengobatan. Di sisi lain, kultur masyarakat Jawa pada saat itu yang masih memuja roh leluhur juga semakin membuat mereka percaya bahwa boneka Ni Thowok akan dirasuki roh halus. Di tengah permainannya, boneka Ni Thowok ini akan bergerak mengikuti iringan mantra dan tembang yang dilantunkan para pemain. Sementara itu, dalam perjalanan sejarahnya disebutkan bahwa Ratu Timur, yaitu putri Paku Buwono VI 1823-1830 sangat gemar dalam menyelenggarakan permainan Ni Thowok. Namun sayangnya setelah Ratu Timur wafat, permainan itu sempat jarang dimainkan. Akan tetapi pada masa pemerintahan Paku Buwono X 1893-1939, sang putri Ratu Pembayun sangat menyukai permainan ini. Berbeda dengan saat dimainkan anak-anak putri pedesaan, di Kraton permainan ini justru diselenggarakan dengan lebih mewah. Contohnya, boneka Ni Thowok akan didandani dengan pakaian lengkap berupa kain batik tulis dengan riasnya. Lalu, diiringan gamelan milik kraton dan tidak menggunakan musik seadanya seperti yang dimainkan di bernuansa magis, akan tetapi sebenarnya permainan Ni Thowok ini bukan sebuah ritual pemujaan terhadap lelembut atau sejenisnya. Peneliti budaya Jawa dari Yayasan Cahaya Nusantara Yogyakarta, Hangno Hartono mengatakan bahwa permainan ini justru mengajak para penghuni alam lain untuk bergembira bersama. "Karena dalam budaya Jawa itu tidak ada yang namanya istilah menyakiti atau mengganggu sesama ciptaan Tuhan. Kalau pun sekarang ada, itu sebenarnya kata serapan. Karena manusia dan semua makhluk ciptaan Tuhan itu sebenarnya bisa hidup berdampingan, dan bergembira bersama," jelas Hartono sebagaimana dilansir dari tonton berbagai video menarik di sini Mengenal Jemparingan, Seni Panahan Asli dari Yogyakarta 31 May 2023 120627 Eris Kuswara Yogyakarta - Jemparingan dikenal sebagai olahraga panahan khas Kerajaan Mataram yang berasal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Olahraga panahan yang dikenal juga dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta ini, dapat ditelusuri keberadaannya sejak awal keberadaan Kesultanan pertama Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono I 1755-1792, disebutkan menjadi sosok yang mendorong pengikutnya untuk belajar memanah. Hal itu dilakukan sebagai sarana untuk membentuk watak ksatria. Adapun Watak ksatria yang dimaksud itu adalah empat nilai yang diperintahkan Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk dijadikan sebagai pegangan oleh rakyat Yogyakarta, yaitu sawiji atau konsentrasi, greget atau semangat, sengguh atau rasa percaya diri, dan ora mingkuh atau memiliki rasa tanggung pada awalnya, permainan yang satu ini hanya dilakukan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram, dan dijadikan sebagai ajang perlombaan di kalangan prajurit kerajaan. Namun seiring berjalannya waktu, seni memanah itu pun kini semakin diminati dan dimainkan oleh banyak orang dari kalangan rakyat ini juga memiliki filosofi yang bertujuan untuk pembentukan watak, salah satunya sawiji. Oleh karena itulah, jemparingan berbeda dengan panahan lain yang berfokus pada kemampuan pemanah dalam membidik target dengan tepat. Selain itu, apabila olahraga panahan biasanya dilakukan sambil berdiri, jemparingan justru dilakukan dalam posisi duduk bersila. Tak hanya itu saja, pemanah jemparingan juga tidak membidik dengan mata. Akan tetapi memposisikan busur di hadapan perutnya, sehingga bidikannya itu didasarkan pada perasaan pemanah. Diketahui, gaya memanah yang dilakukan tersebut juga sejalan dengan filosofi jemparingan gaya Mataram itu sendiri, yakni pamenthanging gandewa pamanthening cipta, atau yang berarti membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditujukan pada sasaran yang dibidik. Dalam kehidupan sehari-hari, pamenthanging gandewa pamanthening cipta ini bermakna bahwa manusia yang memiliki cita-cita itu hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai. Sementara itu, jemparingan sendiri berasal dari kata jemparing yang berarti anak hanya itu saja, permainan jemparingan ini juga memiliki nama sendiri untuk perlengkapan yang menyertainya. Jemparing atau anak panah, biasanya terdiri dari deder atau batang anak panah, bedor atau mata panah, wulu atau bulu pada pangkal panah, dan nyenyep atau bagian pangkal dari jemparing yang diletakkan pada tali busur saat untuk busurnya dinamakan gandewa, dan terdiri dari cengkolak atau pegangan busur, lar atau bilah yang terdapat pada kiri dan kanan cengkolak, serta kendheng atau tali busur yang masing-masing ujungnya itu dikaitkan pada ujung-ujung lar. Baca Irama Gejog Lesung Sayup Menggema di YogyakartaSementara untuk sasarannya disebut dengan wong-wongan atau bandulan yang berbentuk silinder tegak dengan panjang 30 centimeter dan berdiameter 3 centimeter. Lalu, sekitar 5 centimeter bagian atas silinder yang diberi warna merah dan dinamakan molo atau sirah kepala. Kemudian untuk bagian bawahnya diberi warnah putih, dan dinamakan awak atau badan. Selanjutnya, pertemuan antara molo dan awak akan diberi warna kuning setebal 1 centimeter dan dinamakan jangga atau leher. Di bawah bandulan akan digantung sebuah bola kecil, dimana pemanah akan mendapat pengurangan nilai apabila mengenai bola ini. Sedangkan di bagian atasnya, digantung lonceng kecil yang akan berdenting setiap kali jemparing mengenai dan jemparing itu dibuat khusus oleh pengrajin yang disesuaikan dengan postur tubuh pemanah, salah satunya adalah rentang tangan pemanah. Penyesuaian ini tentunya sangat diperlukan agar pemanah nantinya merasa nyaman dan dapat memanah dengan optimal. Oleh karena itulah perlengkapan jemparingan akan bersifat pribadi dan sulit untuk jemparingan dilakukan dalam posisi duduk bersila, maka saat memainkannya, seseorang yang memegang busur dan anak panah itu akan duduk menyamping dengan busur ditarik ke arah kepala sebelum ditembakkan ke arah wong-wongan. Pemanah juga harus berusaha mengenai sasaran dengan tepat. Semakin banyak banyak anak panah yang mengenai bandulan, maka semakin banyak pula nilai yang didapatkan. Terlebih lagi jika mengenai molo yang berwarna merah. Meskipun begitu, jangan sampai mengenai bola kecil di bawah bandulan apabila tidak ingin mendapatkan pengurangan nilai. Seiring berkembangnya zaman, jemparingan pun kini mulai mengalami beberapa perubahan. Saat ini, terdapat berbagai cara memanah dan bentuk sasaran yang dibidik. Akan tetapi, semuanya itu juga tetap berpijak pada filosofi jemparingan sebagai sarana untuk melatih konsentrasi. Di sisi lain, beberapa orang juga kini tidak lagi membidik dengan posisi gandewa di depan perut. Namun dalam posisi sedikit miring, sehingga pemanah dapat membidik dengan sebelumnya sempat terancam hampir punah dikarenakan peminatnya yang semakin sedikit, terutama setelah meninggalnya salah satu pendukung jemparingan, Paku Alam VIII. Akan tetapi dewasa ini seni memanah tradisional itu justru digandrungi oleh generasi muda, terutama di lingkungan lingkungan Keraton Yogyakarta, permainan jemparingan juga rutin melaksanakan latihan setiap minggu. Para pemanah, dalam busana khas Jawa, kebaya dan batik untuk wanita, lalu surjan, kain batik dan blangkon untuk kaum pria, akan merentang busur untuk menempa hati, memusatkan pikiran dan konsentrasi untuk sebuah tujuan yang ingin tonton berbagai video menarik di sini Mangenta, Tradisi Suku Dayak Ungkapkan Rasa Syukur Pada Sang Pencipta 30 May 2023 151153 Eris Kuswara Kalimantan Tengah - Bulan April dan Mei menjadi bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh para petani di pedesaan Nusantara. Pasalnya dalam periode itu, hamparan padi di sawah sudah siap untuk masa itu juga seluruh masyarakat desa akan saling gotong royong untuk menuai hasil panen sekaligus juga untuk merayakan rasa syukur atas berkah panen yang satunya seperti yang dilakukan oleh masyarakat suku Dayak yang tinggal di Kalimantan Tengah Kalteng. Diketahui, mereka mempunyai tradisi dalam menyambut panen padi yang diturunkan oleh nenek moyang Dayak sejak zaman dahulu kala. Mangenta yang berupa kegiatan kaum petani dalam mengungkapkan rasa syukur atas dimulainya musim panen padi itu tetap lestari dan terjaga dengan baik hingga saat ini. Disebutkan bahwa masyarakat Dayak pada zaman dahulu, menjaga tradisi mangenta ini dengan tujuan untuk mendahului masa berkembang biaknya hama padi seperti tikus, burung, atau pelaksanaannya, masyarakat pun akan beramai-ramai membuat kenta, makanan khas Dayak Kalteng berbahan dasar ketan. Kenta yang dimasak itu akan disangrai dan ditumbuk dalam lesung. Menariknya lagi, makanan ini hanya disajikan pada momen tertentu, seperti saat upacara adat atau pernikahan suku Dayak Ngaju. Selain itu, tradisi ini dilakukan suku Dayak yang berdiam di Daerah Aliran Sungai DAS Kahayan. Di sisi lain, mangenta juga dianggap memiliki nilai spiritual yang tinggi atau istilah adatnya, prosesi kuman behas taheta atau makan beras baru. Baca Ongkek, Sesaji dalam Ritual Yadnya Kasada yang Penuh dengan MaknaAdapun bahan yang diperlukan untuk membuat kenta diantaranya padi ketan, kelapa muda, gula putih atau gula merah, dan air kelapa muda. Sementara itu, untuk cara membuatnya dimulai dengan menyangrai padi ketan yang sudah direndam dan ditiriskan selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang. Setelah itu, padi yang sudah disangrai itu kemudian ditumbuk hingga halus. Sedangkan untuk cara memasak kenta, langkah pertamanya adalah menambahkan air kelapa secukupnya pada kenta yang sudah bersih lalu diamkan selama kurang lebih lima menit. Selanjutkan tambahkan gula pasir atau gula merah, parutan kelapa serta garam secukupnya. Terakhir, aduk semuanya hingga tercampur rata dan diamkan kurang lebih lima menit. Kenta pun siap untuk hanya itu saja, kenta juga dapat diseduh dengan air panas lalu diberi campuran susu. Tekstur kenta yang kenyal dan bercitarasa manis, tentunya membuat olahan yang satu ini akan terasa semakin sayangnya seiring berjalannya waktu, saat ini banyak generasi muda Kalteng bahkan keturunan Dayak sendiri tidak mengetahui tentang tradisi mangenta ataupun makanan kenta. Oleh karena itulah, berbagai upaya untuk mengenalkan tradisi nenek moyang ini bisa dilakukan dengan tidak hanya sekadar varian original saja. Pasalnya penganan tradisional kenta juga bisa menjadi kuliner modern yang digemari semua orang termasuk generasi tonton berbagai video menarik di sini Cara Masyarakat Minangkabau Kumpulkan Dana Melalui Tradisi Badoncek 30 May 2023 070854 Eris Kuswara Sumatra Barat - Tahukah kamu? Masyarakat Minangkabau, khususnya yang tinggal di Padang Pariaman, Sumatra Barat, memiliki tradisi saling gotong royong untuk warganya yang dikenal dengan nama "Badoncek". Tradisi badoncek digelar dengan tujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat. Nantinya, dana yang sudah dikumpulkan itu akan digunakan demi kepentingan adat, sosial, dan agama. Hal ini tentunya sangat berguna sekali, demi mengatasi persoalan dana yang tidak bisa diatasi secara dari laman dari Antara, berbicara mengenai sejarahnya, tradisi ini lahir karena sebuah falsafah Minang "Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang" yang berarti "berat sama dipikul dan ringan sama-sama harus dijunjung".Dalam pelaksanaannya, biasanya tradisi Badoncek ini dilakukan saat acara halal bihalal atau tepatnya saat para perantau kembali ke kampung halamannya. Para perantau inilah yang kemudian akan bersaing memberikan sumbangan terbaik, sebagai wujud cintanya kepada kampung kegiatan Badoncek sendiri berasal dari kata doncek yang berarti melompat atau melempar. Hal ini di maksudkan agar uang yang diberikan dengan cara melemparkannya ke atas meja itu dilakukan secara terbuka dan disaksikan khalayak untuk istilah canang atau janang, mengacu kepada seseorang yang sangat mahir dalam memainkan kata untuk menarik perhatian para penonton. Selain itu, canang juga kerap menjadi pusat perhatian dalam kegiatan Badoncek. Baca Menguak Misteri Buk Buk Neng, Tradisi Masyarakat Mojokerto dalam Mencari Orang HilangJihan Raffah Syafni dalam "Kearifan Lokal Minangkabau dalam Tradisi Lisan 'Badoncek' di Pariaman" menyebutkan bahwa canang itu harus mampu menarik hati, perasaan dan emosi penonton, agar nantinya sumbangan yang diberikan bisa lebih banyak badoncek ini diadakan pada malam hari, maka biasanya tamu yang masih tersisa adalah kerabat dekat dan masyarakat setempat. Mereka inilah yang nantinya akan terlibat langsung sebagai peserta Badoncek. Dalam pelaksanaannya juga, semakin tinggi status sosialnya, maka semakin banyak uang yang akan terkumpul. Melalui tradisi ini juga akan terlihat prestise sebuah keluarga di tengah masyarakat. Terlebih lagi setelah uang terkumpul, canang juga akan mengumumkan besaran uang yang diperoleh. Dalam sebuah artikel berjudul "Badoncek dalam Tradisi Masyarakat Padang Pariaman Sumatra Barat" disebutkan bahwa masyarakat Minangkabau bisa mengumpulkan uang dalam jumlah nominal yang cukup tetapi, hal tersebut juga tergantung dari keahlian Tukang Janang yang memainkan perannya. Diceritakan pada awalnya Tukang Janang akan memanggil nama warga secara acak. Kemudian nama yang disebutkan itu akan menyumbangkan uang yang seluruh dana berhasil dikumpulkan, dan nantinya akan digunakan untuk membangun masjid hingga membangun sarana dan prasarana lainnya. Selain itu, biasanya tujuan pengambilan dana ini sudah disampaikan terlebih Badoncek ini di dalamnya sangat terlihat sekali semangat kebersamaan, dan nilai gotong royongnya. Di sisi lain, hal ini sebagai wujud hubungan sosial yang erat antar sesama masyarakat khususnya bagi tonton berbagai video menarik di sini Ongkek, Sesaji dalam Ritual Yadnya Kasada yang Penuh dengan Makna 28 May 2023 150127 Eris Kuswara Jawa Timur - Masyarakat Tengger yang tinggal di Jawa Timur, mengenal semacam sesaji yang disebut dengan ongkek. Bagi mereka, ongkek tersebut mempunyai makna filosofis yang mendalam dan tidak bisa dibuat dengan itu, masyarakat Tengger juga mempunyai beragam tradisi dan adat istiadat yang masih dilestarikan dan tetap terjaga hingga saat ini, tak terkecuali juga ritual adat yang rutin satu ritual adat yang biasa dilakukan masyarakat Tengger adalah Yadnya Kasada. Ritual ini dilaksanakan sebagai simbol rasa hormat dan wujud syukur masyarakat Tengger kepada leluhur mereka. Tak hanya itu saja ritual adat ini juga dijadikan sebagai sarana penyucian diri. Dalam ritual adat Yadnya Kasada, terdapat sesaji yang dihadirkan sebagai persembahan kepada leluhur. Ongkek namanya. Sesaji itu menjadi suatu hal yang penting dan tak boleh terlewat setiap momen Yadnya Kasada tiba. Oleh karena itulah, sebelum Yadnya Kasada dimulai, masyarakat Tengger sudah sibuk membuat sesaji ongkek ini akan terdiri dari hasil bumi seperti buah, sayur, dan umbi-umbian. Selain bermakna sebagai wujud rasa syukur, semua yang disediakan oleh masyarakat Tengger itu juga untuk mengenang leluhur mereka, yakni Joko Seger dan Roro Anteng. Baca Cerita Rakyat Dewi Rara Anteng dan Raden Jaka SegerDalam pembuatannya, aneka hasil bumi akan dirangkai dan ditata sedemikian rupa. Bahkan, agar tampak rapi, hasil bumi tersebut disusun menggunakan tian penyangga yang terbuat dari bambu. Hasilnya maka akan jadilah ongkek yang berbentuk melengkung seperti gapura penuh dengan hiasan berwarna-warni hasil jadi, ongkek tersebut akan dibawa warga desa ke Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo, tempat di mana upacara dan doa bersama diadakan. Kemudian setelah itu, ongkek akan dibawa lagi ke kawah Gunung Bromo untuk dilarung. Selain itu, ongkek ini juga ternyata tidak boleh dibuat dan dibawa ke Gunung Bromo secara sembarangan oleh warga desa. Sebab, ada aturan yang harus ditaati oleh warga desa, yakni di desa tidak boleh sedang dilanda momen berduka, seperti musibah atau adanya orang yang meninggal dunia menjelang Yadnya Kasada. Sehingga dengan kata lain, desa tersebut harus benar-benar dalam keadaan "bersih".Sementara itu, untuk pelaksanaan Yadnya Kasada pada 2023 ini, rencananya akan dilaksanakan pada 3 5 Juni 2023 mendatang. Di tanggal itu, masyarakat Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo pun dapat kembali melarung ongkek apabila tidak ada duka yang menyelimuti tonton berbagai video menarik di sini PERMAINAN TRADISIONAL – Istilah permainan berasal dari kata dasar main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI arti kata main adalah melakukan kegiatan suatu permainan untuk menyenangkan atau melakukan perbuatan untuk bersenang- senang baik menggunakan media alat – alat atau tidak menggunakan alat sekalipun. Kata “main” merupakan suatu kata kerja, sedangkan “permainan” merupakan kata benda yang di gunakan untuk meberi sebutan pada kegiatan yang dilakukan oleh sang pelaku. Istilah tradisional berasal dari kata tradisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI , arti dari tradisi adalah suatu adat kebiasaan yang turun- temurun dan masih di jalankan di masyarakat. Bisa juga diartikan sebagai penilaian atau anggapan bahwa cara- cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik. Maka permainan tradisional bisa bermakna sebagai sesuatu yang dilakukan dengan berpegang pada norma atau adat kebiasaan yang telah ada secara turun temurun yang dapat mwmberikan rasa puas atau senang bagi sang pelaku permainan. Tujuan orang bermain adalah untuk mencari kesenangan. Pada dasarnya orang ingin senang. Kesenangan dapat di dapatkan di mana mana dan kapan saja apabila mampu memanfaatkan semua hal yang di temuinya. Rasa senang dapat di alami semua orang siapapun itu. Salah satu sarana untuk membuat orang senang adalah permainan. Permainan ini di ciptakan oleh manusia untuk manusia itu sendiri dengan menggunakan waktu dan lingkungannya. Tidak semua permainan tradisional membutuhkan bahan atau peralatan. Permainan yang tidak membutuhkan bahan atau peralatan lebih banyak daripada permainan yang memerlukan peralatan. Bagi permainan yang mebutuhkan bahan atau peralatan adalah hasil pemberian alam dan lingkungan. Masyarakat Indonesia masa lalu dan masa kini dapat menerima dan memanfaatkan pemberian alam dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan hidup meliputi kehidupan lahiriah dan kehidupan rohaniah termasuk permainan yang menyenangkan. Permainan Tradisional Indonesia Di bawah ini kami paparkan beberapa permainan tradisonal yang pernah poluler di masa nya atau bakan masih di mainkan di zaman sekarang. Permainan nya yaitu ABC Lima Dasar Permainan ini merupakan permainan yang sangat simpel. Karena dalam memainkan permainan abcd lima dasar tidak di perlukan bantuan alat – alat lainnya. Dalam abc lima dasar setiap pemain menggunakan lima jarinya untuk bermain. Dalam permainan ini, setiap pemain di haruskan untuk berfikir cepat. Sebelum permainan di mulai, semua peserta harus menyepakati tema apa yang akan di gunakan. Setelah itu setiap peserta mengeluarkan jari secara bersamaan. Kemudian di hitung jumlah jari yang di keluarkan semua peserta dan dihitung menggunakan huruf. Setiap peserta harus menyebutkan sesuatu yang berawalan dengan huruf terpilih sesuai dengan tema. Pemain yang menjawab paling lambat atau bahkan tidak menjawab akan akan di kenai hukuman sesuai kesepakatan bersama di awal permainan. Permainan ini di lakukan oleh lebih dari dua orang. Permainan Tradisional Bakiak Permainan yang satu ini cukup unik. Karena dalam permainan ini peserta di haruskan menggunakan bakiak. Dimana permainan ini biasanya dilakukan secara beregu. Jadi, setiap regu di haruskan memakai bakiak bersamaan. Setiap satu bakiak biasanya digunakan oleh dua atau tiga orang tergantung jenis bakiaknya. jika dalam satu tim mempunyai kekuatan yang berbeda- beda, maka tim akan mudah jatuh. setiap tim harus mempunyai satu pemimpin yang mengomando jalan agar bakiak yang di gunakan berjalan stabil. tim yang sampai terlebih dahulu pada batas permainan adalah pemenangnya. Lomba Balap Karung Seperti pada nama permainanya yaitu balap karung, maka dalam permainan ini di gunakan karung sebagai media permainannya. semua pemain balap karung harus siap di garis start yang telah di tentukan dengan menggunakan karung. Cara untuk mencapai garis akhir, tergantung strategi setiap pemain. biasanya ada yang dengan meloncat- loncat, berjalan, ataupun meloncat dengan zig- zag. jika ada pemain yang jatuh sebelum sampai pada garis akhir maka boleh langsung berdiri dan melanjutkan permainan. Tarik Tambang Tarik tambang merupakan jenis permainan yang beregu. Dimana dalam tarik tambang ini di bagi menjadi dua tim pemain. Garis tengah di buat pada tana dan satu orang berdiri pada garis tersebut sebagai wasit. Tali tambang di letakkan melewati garis tengah. Kedua tim berdiri berbaris secara berhadapan. Tim satu memegang tali sebelah kanan dan satu tim lainnya memegang tali yang sebelah kiri. Ketika ada aba- aba dari wasit maka permainan di mulai dengan masing – masing tim berusaha menarik tambang, sehingga tim lawan tertarik ke depan. Setiap tim yang berhasil menarik tim nya maka menjadi pemenangnya. Permainan tarik tambang biasanya di adakan pada rangaka acara 17 Agustusan. Main Bola Bekel Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak –anak perempuan. Pada permainan ini terdiri dari bola dan bekel. Pemain memantulkan bolanya ke lantai dengan diikuti biji bekel. Terdapat lima level dalam permainan bola bekel ini. Level 1, setelah bola di pantulkan, pemain mengambil bekel satu per satu kemudian dua- dua, tiga- tiga dan seterusnya hingga diambil keseluruhan secara bersamaan. Level 2, bekel dirubah dengan posisi kiri. Level 3, bekel dirubah pada posisi miring ke kanan. Level 4, bekel berubah dengan posisi terungkup. Dan pada level 5, bekel dirubah pada posisi tengah. Pengambilan bekel untuk semua level sama dengan level pertama. Benteng – bentengan Permainan benteng bentengan biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Dimana dalam bermain ini di dibagi menjadi dua tim. Tim yang satu bertugas untuk menjadi benteng, yang satu menjadi musuh. Tim musuh berusaha untuk menghancurkan benteng sang lawan. Permainan Tradisional Gatrik Permainan gatrik atau yang di sebut juga dengan bentik. Dalam permainan ini, regu dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama mendapat bagian untuk menyilangkan gatrik yang pendek dengan gatrik yang lebih panjang yang di letakkan dia atas batu. Sedangkan kelompok yang satunya bertugas menjaga dan menangkap gatri . Jika tim penjaga tidak dapat menangkap gatri, maka tim pertama mendapatkan satu poin dan berhak bermain kembali. Main Boi – boian Permainan boi- boian merupakan permainan yang dilakukan secara beregu. dalam permainan ini di bentuk dua kelompok. dengan setiap timnya masing- masing 4 sampai 5 anggota. dalam permainan ini yang di perlukan adalah pecahan – pecahan genting dan bola kasti. Tim A bertugas untuk menyusun pecahan pecahan genting, sedangkan tim B bertugas untuk merobohkan pecahan pecahan tersebut menggunakan bola kasti. jika ada anggota tim A yang terkena bola, maka dinyatakan gugur dari permainan. jika tim B ketika memukul bola tidak sampai menghancurkan susunan genting, maka dinyatakan gugur. permainan dinyatakan selesai jika sudah ada dari salah satu tim yang anggotanya gugur semua. Permainan Tradisional Congklak Congklak atau yang biasa di sebuk dakon, merupakan permainan tradisional yang menggunakan bidang panjang dengan terdapat tujuh cengkungan pada masing- masing sisi dan dua cengkungan yang lebih besar pada bagian tengah setiap ujung kanan dan ujung kiri yang biasanya disebut lumbung. Pada permainan dakon ini biasanya menggunakan biji- bijian bisa biji sirsak, sawo atau yang lain atau bisa juga menggunakan batu kerikil. Ada pula congklak yang terbuat dari cangkang kerang laut yang berbentuk bulat agak oval atau yang serupa namun berbahan plastik. Lumbung pada ujung kanan adalah milik pemain “A”, da lumbung yang sebelah kiri milik pemain “B”. Untuk cara bermainnya, pemain “A” memilih cengkungan di areanya dan diambil bijinya dan membaginya sastu per satu tanpa mengisi lumbung yang bukan miliknya. Apabila biji terakhr yang diambil jatuh pada lumbung yang kosong , maka pemain “A” berhenti dan pemain “B” ganti yang bermain. Kemenangan permainan congklak , dihitung berdasar banyaknya jumlah biji yang terdapat pada masing- masing lumbung si pemain. Kunci permainan ini terletak pada biji- biji yang diambil pada setiap cekungan. Semakin sering berjalan berarti semakin sering mengisi lumbungnya. Permainan Tradisional Engrang Engrang merupakan permainan dengan menggunakan dua batang bambu yang panjangnya masing masing lebih dari satu meter. Pada bagian bawah agak keatas diberi pijakan yang digunakan untuk berjalan atau berlari. Permainan egrang ini bisa dimainkan sendiri atau dengan bersama sama. Ketika bermain egrang, yang terpenting adalah bisa menjaga keseimbangan badan. Karena jika tidak seimbang, maka si pemain egrang akan jatuh. Permainan Tradisional Engklek Bermain engklek bisa dilakukan oleh anak perempuan ataupun anak laki- laki. Namun biasanya yang lebih sering adalah anak perempuan. Untuk permainannya, harus menggambar di atas tanah ataupun di atas jalan terlebih dahulu, 8 kotak dan setengah lingkaran pada ujung. Untuk menentukan siapa yang mulai permainan terlebih dahulu bisa dengan hompimpa arau dengan melempar gacoan pada kotak. Pemain yang mendapat giliran main, di haruskan berjalan dengan meloncat pada kotak – kotak yang telah ada menggunakan satu kaki boleh kaki kanan atau kaki kiri. Bermain Gasing Gasing adalah sebuah mainan yang dapat berputar pada poros dan dapat seimbang pada titik. Bentuk dari gasing sendiri bermacam – macam, ada gasing yang berbentuk tabung ada pula yang berbentuk kerucut. Pada bagian tengah gasing terdapat batang kecil yang di hubungkan dengan tali. Ketika tali pada gasing ini di tarik, gasing akan berputar. Tarikan pada tali gasing berpengaruh pada kecepatan berputarnya gasing. Pemain yang gasing nya berputar paling lama atau dapat menjatuhkan gasing lawan lebih dahulu maka dia adalah pemenangnya. Permainan gasing ini dilakukan paling sedikit oleh dua orang. permainan ini biasa dilakukan di luar ruangan atau halaman. Permainan Gobak Sodor Gobak sodor merupakan salah satu jenis permainan beregu dengan jumlah pemain 3 sampai 5 anak. Tugas salah satu tim yaitu menghadang tim lawan yang akan menyeberang, karena untuk memenangkan permainan ini semua anggota di haruskan bolak balik menyeberang tanpa tersentuh oleh tim lawan yang berjaga jaga. Permainan Kasti Permainan kasti merupakan permainan yang di lakukan secara beregu dengan menggunakan bola. Dalam permainan kasti, yang paling di perlukan adalah kekompakan antar anggota regu dan ketangkasaannya. Ada tiga teknik dalam permainan kasti, yaitu teknik melempar, teknik memukul bola dan teknik menangkap bola. Dua regu dalam permainan kasti di bagi menjadi regu pemukul bola dan penjaga. Kerjasama dalam hal ini sangat penting, karena dengan kerjasama yang baik antar anggota regu, maka semakin menguatkan kelompoknya untuk memenangkan permainan. Alat yang di gunakan dalam permainan kasti adalah pemukul yang terbuat dari kayu yang kuat dan bola kasti. Namun apabila bola kasti tidak ada, bisa di gantikan dengan membuat bola yang terbuat dari karet uang ditutupi dengan benang benang hingga menyerupai bola kasti. Dalam satu regu permainan, terdiri dari dua belas anggota. Untuk regu pemukul, setiap pemain diberi kesempatan memukul bola sebanyak satu kali. Namun bagi pemukul akhir di berikan kesempatan memukul tiga kali. Perlu di perhatikan juga, bahwa ketika meletakkan kayu pemukul harus berada dalam garis. Pukulan dinyatakan berhasil jika bola yang di pukul melampaui garis pukul bola yang sudah di tentukan. Bagi pemukul bola, setelah memukul bola kemudian harus berlari menuju pos 1 pos 2 dan pos 3 secara berkala. Jika berhasil, maka mendapat nilai. Bagi penjaga apabila berhasil menangkap bola maka mendapat nilai. Bagi kelompok yang mendapatkan nilai terbesar maka di nyatakan sebagai pemenang. Bermain Kelereng Permainan kelereng merupakan salah satu permainan yang di gemari oleh anak laki- laki. Namun tak jarang juga anak perempuan ikut bermain kelereng. Pemain secara bergilir melempar kelereng ke arah garis start. Kelereng pemain yang paling dekat dengan garis start menjadi pemain terakhir untuk memulai atau start. Pemain secara berhilir melentingkan kelereng dari garis start mengarah ke lubang kelereng. Lubang kelereng ini di buat sedalam bentuk kelereng di tengah area permainan. Cara melentingkan keereng adalah dengan cara meletakkan ujung jari jempol tangan kanan di atas garis dan keempat ujung jari lainnya juga di letakkan di depan garis. Selanjutnya kelereng di letakkan di antara atas ujung jari tengah tangan kiri dan ujung jari tengah tangan kanan. Kemudian jari tengah tangan kanan di lentingkan menekan kelereng. Setelah itu kelereng di lepas atau ditembakkan mengarah lubang kelereng. Setelah seluruh pemain melenting kan kelereng ke arah lubang kelereng, menentukan giliran permainan berdasarkan jarak terdekat kelereng dengan lubang. Siapa yang terdekat, dia menjadi pemain pertama dan begitu selanjutnya. Pemain pertama utama menjadi pemain pertama yang memulai permainan. Untuk memulai permainan atau memulai untuk mendapatkan angka, pemain harus memasukkan kelereng ke dalam lubang. Setelah berhasil memasukkan kelereng ke dalam lubang, pemain tersebut melanjutkan permainan dengan memburu kelereng pemain lainnya. Memburu kelereng lawan dengan cara melentingkan kelereng menembak kelereng lawan sampai terkena. Kelereng yang kena dapat di tembak terus menerus dengan syarat jarak pentalan tembakan bergeser satu jengkal tangan. Pemain bebar untuk menembak kelereng yang hendak di tembaknya. Pemain terus bermain sampai kelerengnya mati dan di gantikan pemain berikutnya. Kelereng mati apabila lentingan kelerengnya tidak mengenai lawan dan jarak pentalan kelereng penembak dan yang di tembak < dari sejengkal tangan. Pemain terakhir yang tidak menyelesaikan permainan, di nyatakan kalah dan mendapat hukuman berdasarkan kesepakatan pada awal permainan. Permainan Tradisional Ketapel Bermain ketapel merupakan slah satu permainan yang di gemari anak anak pada masanya. Terbuat dari ranting pohon atau kayu bercabang dua yang berbentuk huruf Y. Pada ujung cabang kayu di sematkan karet penthil dan ditambah dengan kain sebagai wadah pendorong peluru nya. Peluru biasanya memakai batu kerikik atau benda be da kecil lainnya. Selain di gunakan untuk bermain, ketapel dapet juga di gunakan untuk berburu berburu burung. Untuk cara permainannya cukup dengan mengarahkan ketapel ke arah sasaran kemudian tarik kain yang sudah ada pelurunya, kemudian kamu menarik kain umpam sangat berpengaruh dengan kecepatan dan ketepatan peluru. Namun permainan ini tidak begitu aman jika di mainkan oleh anak anak karena berbahaya jika sampai salah sasaran. Permainan Tradisional Lari Tempurung Permainan Lari Tempurung merupakan permainan lomba lari dengan menggunakan tempurung kelapa yang di belah menjadi dua. Tempurung ini berfungsi sebagai alas kaki. pada bagian tengah tempurung di beri tali untuk menarik tempurung ketika berlari. pemain harus menginjak tempurung dan mengangkat talinya agar tempurung bisa berjalan. pemain yang sampai garis finis paling cepat maka menjadi pemenangnya. Bermain Layang- layang Layang layang adalah salah satu permainan yang sudah terkenal luas di kalangan masyarakat Indonesia. Baik anak- anak maupun dewasa banyak yang memainkan layang . Pada dasarnya bentuk dari layang layang adalah belah ketupat. Layang layang sendiri, bisa di buat sendiri dengan menggunakan kerangka dari bambu dengan bentuk belah ketupat dan di dua bambu di tengah membentuk tanda tambah +. Kemudian kerangka di lapisi dengan kertas layangan sesuka hati. Diberi benang untuk mengendalikan layang layang pada ujung bagiannya. Hingga saat ini, bermain layang layang masih di gemari oleh sebagian orang meskipun tidak sebanyak dahulu. Dan bentuk layang layang di jaman sekarang semakin unik. Untuk menerbangkan layang layang, di perlukan bantuan orang lain untung memegangi ujung layang layang, sementara kita menjadi pengendali benang. Perhatikan lah arah gerak angin ketika mengendalikan layang layang. Karena apabila angin datang dari belakang layang layang, maka layang layang tersebut akan jatuh. Agar layang layang semakin ke atas, maka lepaskan lah benang secara perlahan lahan, namun tetap perhatikan arah atas, bisa saja layangan yang sedang di mainkan itu putus atau tersangkut. Untuk menurunkan layang layang, tariklah benang secara perlahan dan lilitkan benang sebagaimana kondisi awal. Bermain Lenggang Rotan / Hulahop Holahop adalah suatu alat yang berbentuk lingkaran dengan bahan lunak yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai macam aktivitas gerak atau permainan yang bisa dilakukan secara perorangan atau berpasangan bahkan bisa berkelompok dan dapat di lakukan di mana saja. Cara bermain hulahop cukup mudah, letakkan hulahop di lantai dengan posisi datar, kemudian melangkah lah masuk dalam hulahop dengan posisi berdiri tegak atau dengan sikao sempurna. Perlahan -lahan angkat satu kaki ke atas dengan cara menekukkan lutut terlebih dahulu. Rentangkan kedua tangan ke samping untuk menjaga keseimbangan badan yang baik. Pertahankan badan dapat berdiri tegak dengan satu kaki dalam waktu beberapa menit dengan posisi kaki sebagai penopang tetap berada dalam holahop. Jika bermain dengan teman, cobalah beri tantangan untuk waktu yang lebih lama, siapa yang paling lama berdiri maka dia adalah pemenangnya. Permainan Tradisional Lompat Karet Lompat karet merupakan permainn tradisional yang biasa di mainkan oleh anak anaak perempuan. Untuk membuat tali lompatan ini, di perlumakan cukup banyak karet. Satu persatu karet di rangkai hingga menjadi tali. Permainan ini bis di lakukan secara perorangan ataupun bersama sama. Jika di mainkan secara berkelompok maka dua orang bertugas memegang tali. Satu anak memegang tali di bagian kanan dan satu anak lagi memegang tali di bagian kiri. Tali di rentangkan dengan posisi terendah lalu terus sampai posisi tinggi. Pemain yang tidak bisa melompati taki maka di keluar dari permainan dan menggantikaan posisi teman yang memegang tali. Permainan Masak- masakan Permainan masak- masakan atau yang biasa disebut dengan pasaran merupakan permainan yang biasa dimainkan oleh anak perempuan. Dalam permainan ini, biasanya ada yang berperan sebagai ibu, anak, tamu, atau ada tambahan peran lain yang diinginkan. Permainan ini dilakukan persis dengan kegiatan sehari- hari karena memang benar- benar menirukan kegiatan keseharian. Bahan – bahan yang di gunakan dalam permainan ini biasanya adalah tumbuh- tumbuhan yang ada di sekitar. Untuk alat- alat yang digunakan biasanya dari botol bekas, kaleng, atau wadah- wadah yang sudah tidak di gunakan lagi. Untuk membuat kompor, biasanya menggunakan batu atau bata yang di susun hingga membentuk serupa “pawonan”. Permainan ini bisa dilakukan oleh sedikit atau banyak banyak anak. Biasanya, pasaran dilakukan di halaman rumah. Bermain pasaran atau masak- masakan sebenarnya dapat membantu anak untuk mengenali tumbuhan flora. Mendorong Ban Bermain Mendorong ban merupakan permainan tradisional yang cukup di gemari pada masanya. Tidak perlu banyak tenaga untuk membuat permainan ini. Karena untuk bermain mendorong ban cukup menggunakan ban bekas yang memang sudah tidak terpakai. Terlihat sederhana memang, namun dalam mendorong bola, di perlukan kelincahan dan keseimbangan. Pemain yang mendorong paling cepat sampai di garis finis maka menjadi pemenangnya. Permainan Tradisional Mercon Bambu mercon bambu atau yang biasa disebut dengan mercon bumbung adalah permainan yang terbuat dari bambu. Mercon bambu ini merupakan tiruan dari sebuah meriam. bambu dengan diameter sepuluh sentimeter dengan panjang satu meter, dan pada bagian tengahnya berongga di isi dengan minyak tanah atau air di campur dengan karbit. di ujung bagian yang tertutup, di beri lubang kecil untuk disulut dengan api. bentuk dari mercon bambu ini memang mengadopsi meriam dan dengan cara kerja yang mirip pula dengan meriam sungguhan. Hanya saja bedanya yaitu apabila mercon bumbung mercon bambu tidak menggunakan peluru atau mesiu, melainkan menggunakan bahan bakar yang bisa menimbulkan efek suara dentuman kerap yang mirip dengan mesiu. untuk memanaskan bahan bakar yang berada dalam mercon bambu ini diperlukan waktu beberapa saat. Ini berfungsi agar mercon bumbung bisa mengeluarkan suara dentuman saat di sulut dengan api pada lubang kecil yang ada di pangkal bambu. bermain mercon bambu kurang asyik jika di lakukan dengan hanya seorang diri. biasanya anak anak memainkan ini secara bersama- sama. Namun ketika menyalakannya atau berada dekat dengan mercon bambu ini, tutuplah telinga agar gendang telinga tidak menjadi pekak dan berdenging – denging akibat suara dentuman yang keras. Bermain dan membuat mobil- mobilan Permainan mobil- mobilan memang sudah umum dan biasanya dimainkan dan sangat di gemari oleh anak laki- laki. Untuk mobil- mobilan tradisional, biasanya anak- anak membuatnya sendiri. Bisa saja di buat dengan memanfaatkan benda- benda bekas yang sudah tidak terpakai. Misalnya saja dengan menggunakan kulit jeruk bali, kulit semangga, atau kulit melon. Cara membuatnya cukup mudah. Persiapkan kulit buah yang akan di pakai, lidi atau tusuk gigi, dan pisau. Buatlah badan mobil dari potong – potongan kulit buah yang sudah tidak terpakai dengan merangkainya dan menggabungkan menggunakan lidi ataupun tusuk gigi. Bisa juga membuat mobil- mobil dari karton bekas. Misalnya saja menggunakan kotak lemasan sabun. Cara membuatnya yaitu dengan menutup seluruh permukaan kemasan menggunakan kertas kosong yang ini merupakan bentuk kerangka mobilnya. Untuk membuat bannya kamu bisa menggunakan tutup botol yang sudah tidak dipakai lalu rekatn pada kerangka badan mobil. Gambarlah jendela pintu sesuai mobil yang kamu inginkan. Dan masih banyak benda- benda bekas yang bisa di gunakan untuk membuat mobil- mobilan. Membuat mobil- mobilan sendiri dengan menggunakan bahan bekas selain hemat, ini juga dapat melatih kekreatifan anak dan keuletannya. Permainan Ngadu Muncang Ngadu mucang atau yang biasa disebut dengan mengadu kemiri merupakan sebuah permainan yang bertujuan untuk menghibur atau memperebutkan benda- benda yang dipertaruhkan dengan menggunakan muncang atau kemiri sebagai alat adunya. Permainan di lakukan oleh dua anak laki laki dengan menggunakan biji kemiri. Cara bermainnya cukup dengan meletakkan dua biji kemiri diatas dan di bawah. Kemudian bagian atas dipukul. Jika tidak ada kemiri yang pecah, maka ganti posisi. Yang tadinya di bawah ganti posisi menjadi di atas. Kemiri yang tidak pecah ketika di adu maka dia menjadi pemenangnya. Permainan tradisional ini merupakan permainan yang berasal dari daerah Jawa Barat. Permainan Tradisional Pa’raga Paraga atau di sebut juga sepak paraga merupakan permainan tradisional yang berasal dari Bugis – Makassar. Permainan raga ini merupakan permainan para bangsawan pada zaman dahulu. Bola yang digunakan yaitu berasal dari rotan. Dalam memainkan dan memantulkan bolanya, tidak hanya menggunakan kaki, bisa juga menggunakan tangan atau kepala. Permainannya hampir mirip dengan sepak takrau. Permainan ini biasanya diiringi dengan musik. Bermain Petak Umpet Siapa yang tidak mengenali permainan satu ini. permainan ini merupakan permainan legendaris karena permainan ini dapat di katakan sebagai permainan yan di gemari oleh anak- anak. selain menyenangkan, permainan ini bisa di lakukan oleh banyak pemain. permainan ini bisa melatih kebugaran tubuh, selain itu bisa juga melatih kecermatan ketika mencari teman yang sedang bersembunyi. sebelum mulai bermain, harus di tentukan terlebih dahulu siapa yang bertugas jaga serta mencari teman yang bersembunyi. bisa dilakukan dengan hom pim pa atau dengan suit jari. tentukan juga tempat kumpul para pemain. saat penjaga berhitung mundur, maka semua pemain harus mencari tempat persembunyian kemudian yang berjaga mencari temannya. apabila sudah menemukan teman yang bersembunyi, maka si penjaga meneriakkan namanya sambil berlari ke tempat penjagaan semula. jika semua teman yang bersembunyi sudah ketemu, maka penjaga menentukan siapa yang bertugas menjaga berikutnya. caranya dengan semua pemain berbaris di belakang penjaga tanpa penjaga tahu, kemudian penjaga menyebutkan satu angka sesuai urutan baris. Permainan Tradisional Pletokan Permainan tradisional pletokan merupakan permainan tembak menembak. Kata pletokan diambil dari ungkapan bunyi menurut pendengaran pletok. Bunyi itu dari senjata mainan seperti bedil. Biasanya permainan ini di mainkan oleh anak laki- laki. Peralatan yang di gunakan dalam bermain pletokan adalah bambu dengan diameter 1 cm atau 1,5 cm dan panjang 30 –sampai 40 cm sebagai laras bedil bentuk pipa dan yang sebagai tolak adalah batangan belahan bambu yang di haluskan. Sebagai peluru, bisa di gunakan biji jambu air, kertas, daun daunan, dan sebagainya. Ada juga yang menyebut permainan ini dengan sebutan bedilan. Cara menembaknya adalah dengan memasukkan peluru dengan menggunakan batang penolak sampai ke ujung laras. Peluru kedua di masukkan dan di tolak dengan batang penolak. Peluru yang kedua ini mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan di tembakkan, dan fungsi yang satunya adalah menjadi peluru yang disiapkan untuk tembakan selanjutnya. Dari tembakan ini biasanya muncul bunyi “pletok”. Kejar – kejaran Polisi Maling Bermain kejar- kejaran polisi maling merupakan permainan yang di lakukan secara berkelompok. pemain di bagi menjadi dua bagian kelompok. satu kelompok menjadi maling dan satu kelompok lain menjadi polisi. pemain yang mendapatkan peran sebagai kelompok maling, akan berlarian mondar mandir dan tidak boleh sampai melebihi batas yang sudah di tentukan. Sementara polisi bertugas untuk mengejar dan menangkap para maling. apabila sudah tertangkap semua maling, maka para pemain berganti posisi yang maling menjadi polisi dan polisi menjadi maling. Permainan Tradisional Rangku Alu Rangku alu atau bisa di sebut dengan tari tongkat merupakan permainan yang terkenal dalam masyarakat Manggarai Nusa Tenggara Timur yang biasa di gunakan untuk merayakan panen setiap satu tahun sekali biasanya jatuh pada bulan Juni atau Juli. Setidaknya di butuhkan 2 meter bambu sebanyak 4 buah atau lebih. Pemain di bagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok jaga dan satu kelompok main. Kelompok jaga bertugas menggerak gerakkan bambu sambil di iringi nyanyian lagu tari tongkat. Sementara yang bertugas mendapat giliran main di haruskan menari sambil melompat lompat dan menghindari jepitan bambu yang di gerakkan oleh pemain yang jaga. Buka tutupnya bambu mengikuti irama lagu yang di nyanyikan. Sepak Bola Kampung Sepak bola merupakan permainan dan olahraga yang sangat di gemari oleh kaum laki- laki. Dalam bermain sepak bla kampung, biasanya memanfaatkan lahan kosong warga setempat atau lapangan. Pemain tidak di haruskan berjumlah 11 sebagaimana pemain sepak bola pada umumnya. Peraturan bisa di buat sebagaimana kesepakatan semua pemain sebelum bertanding. Permainan Ular Naga Permainan ular naga merupakan permainan yang populer karena permainan ini menyebar di seluruh Indonesia. Dua pemain si A dan si Bberhadapan dengan tangan saling menggenggam ke atas membentuk terowongan sambil bernyayi Ular naga panjangnya bukan kepalang Menjalar – jalar selalu kian kemari Umpan yang lezat itulah yang di cari Ini dianya yang terbelakang” Setelah lagu berhenti, tangan yang membentuk terowongan di turunkan menjaring anak yang tepat berada di terowongan saat lagu berhenti. Anak yang terhenti di tanyakan mau ikut si A atau si B. Jika memilih ikut pemain A maka harus berbaris di belakang pemain A. Jika memilih ikut B maka harus berbaris di belakang pemain B. Pemain yang paling sedikit pengikutnya harus berlari dan berusaha menarik pengikut lawan keluar dari barisan. Jika berhasil maka pengikut lawan itu akan menjadi pengikutnya. Permainan ular naga berakhir jika salah satu pemain A atau B menyerah atau sudah tidak ada pengikutnya sama sekali. Itulah 32 permainan tradisional yang harus di lestarikan kembali sehingga anak-anak jaman sekarang tidak hanya bermain gadget saja. Semoga bermanfaat!

permainan tradisional polisi maling